Salam Ukhuwah, Jalin Silaturahim, Share Ilmu dan Saling Berbagi Informasi

Senin, 09 Mei 2011

Bahaya Gerakan Kristenisasi dan Pencegahannya

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Allah SWT berfirman, yang artinya:
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. al-Baqarah : 120)

"Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. al-Baqarah : 109)

“Tugas misionaris kristen di negara-negara Islam yang telah didukung oleh negara-negara kristen bukanlah berupaya untuk mengkristenkan umat Islam, sebab hal ini merupakan suatu petunjuk dan penghormatan bagi mereka. Tetapi tugas kalian yang terpenting adalah memurtadkan orang Islam dari agama mereka agar menjadi orang yang sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan Allah. Kemudian tidak mempunyai hubungan dengan moral yang telah menjadi landasan hidup di seluruh bangsa. Kalian telah mempersiapkan suatu generasi yang tidak mengenal hubungan dengan Allah dan tidak mau tahu tentang itu. Kalian harus mengeluarkan seorang Muslim dari agamanya. Dia tidak usah dimasukkan kedalam agama kristen. Kelak akan datang suatu generasi yang mentalnya persis yang dikehendaki penjajah. Generasi tersebut tak perduli terhadap masalah-masalah besar, tetapi suka bersantai-santai dan malas. Dengan demikian apabila ia melakukan sesuatu, hanya karena ingin popularitas. Jika belajar, hanya karena ingin popularitas. Jika ingin menduduki posisi tinggi, hanya karena ingin popularitas. Ia akan mengerahkan apa saja demi popularitas.” (Ucapan ini diucapkan oleh missionaris Samuel Zwemer dalam Muktamar Kristen di Quds tahun 1935)

Pada dasarnya setiap komunitas memiliki keinginan kuat untuk memperbanyak jumlah keanggotaan dan pengikutnya selama keberadaannya dalam kancah kehidupan. Keinginan ini merupakan insting yang tertanam pada kedalaman jiwa masing-masing individu, mengingat bahwa manusia memang merupakan makhluk dengan naluri sosial yang tinggi. Jumlah yang banyak merupakan bagian dari wujud eksistensi dan merupakan data dan fakta tentang keberadaan dan hak-hak untuk memiliki kehidupan yang layak ditengah-tengah masyarakat. Maka tak heran jika agama sebagai identitas yang melekat pada manusia namun juga berusaha keras untuk mengumpulkan sesama dalam ruang lingkup keyakinan dan kepercayaan.

Islam sendiri mempunyai tujuan untuk mengajak orang lain menuju kepada pintu gerbang kebaikan, karena Islam merupakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya yang berlandaskan dengan al-Qur’an maupun Sunnah (Hadits Rasulullah SAW). Pandangan ini berdasarkan pada asumsi bahwa memang Islam adalah jalan keselamatan “rahmatan lil’alamin” untuk mencapai tujuan terakhir menuju Allah SWT.

Dimana ketika kita melihat out-put berupa ketertarikan dan pemilihan Islam sebagai agama, tidaklah menjadi target utama dalam Islam dari kebanyakan umat Islam itu sendiri. Sehingga sungguh sangat miris sekali jika kita memperhatikan kondisi kaum Muslimin yang tidak sepenuhnya berpegang pada ajaran Islam yang universal. Akibatnya, berbagai macam kesalahpahaman diantara sesama Muslim sering terjadi, sehingga timbullah perpecahan, saling serang, dan bahkan saling mencela antara sesama Muslim yang seharusnya hal ini tidak terjadi.

Sementara dalam agama Nasrani (Kristen), misi tidak sekedar menawarkan ajaran Kristen kepada pihak lain, tetapi juga mengandung keharusan agar objek misi itu benar-benar dapat dikatakan sebagai penganut Kristen secara formal. Dengan demikian, beban di pundak missionaris lebih berat dibanding beban para da’i dalam Islam. Maka tidaklah mengherankan jika misi Kristen terkadang terkesan melalui cara-cara yang tidak lazim dilakukan terhadap agama-agama lain. Mereka (kaum Kristen) mengajak orang lain untuk mengikuti agama mereka dengan cara pemaksaan dan bahkan kekerasan (tidak manusiawi). Berbagai cara ditempuh untuk melancarkan proyek kristenisasi. Ada yang memalsukan Al-Qur’an, ada pendeta yang mengaku haji, ada yang berpura-pura masuk Islam dengan cara menikahi wanita Muslimah tapi ujungnya hanya ingin memurtadkan muslimah tersebut, dan banyak kasus lainnya yang serupa. Dan bahkan ada pula tokoh dari kalangan Islam sendiri yang mendukung gerakan kristenisasi ini hanya untuk mendapatkan materi.

Menurut pandangan seorang kristolog “Abu Deedat Shihab”, kaum misionaris dan zending perlu menempuh berbagai macam cara karena selama ini merasa gagal. Kini, kristenisasi lebih diprioritaskan untuk menjauhkan umat Islam dari agama dan moral, baru kemudian memurtadkannya. Dalam Konferensi misionaris di kota Quds pada tahun 1935, Samuel Zweimer, seorang Yahudi yang menjabat direktur organisasi misi Kristen, menyatakan, “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslimin dengan masuk agama kristen, namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar jadi orang yang tidak berakhlaq sebagaimana seorang Muslim. Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsu.”

RUMUSAN MASALAH
Melihat dari dua dalil (ayat al-Qur’an) yang disebutkan diatas, sudah jelas bahwa umat kristen dan Yahudi tidak akan pernah suka terhadap umat Islam sampai kaum Muslimin mengikuti jejak mereka. Dan dari pernyataan sang Misionaris Samuel Zwemer tersebut tidak dipungkiri lagi bahwa target utama mereka adalah umat Islam.

Pertanyaan yang bisa ditarik adalah siapa yang membacking (melindungi) mereka untuk menghancurkan moral Islam yang semakin kerap terjadi di kalangan kaum Muslimin di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia?
Dan apa langkah kita sebagai kaum Muslimin untuk mengantisipasi dan menghentikan hal ini?

Maka adalah suatu kewajiban bagi kita sebagai umat Islam untuk selalu mengawasi gerak-gerak para misionaris guna membentengi diri dari seruan mereka. Perhatian penuh komitmen seorang muslim guna pencegahan adalah tindakan yang harus dilakukan dimanapun kaum Muslimin berada. Sesungguhnya kita umat Islam tidak akan pernah ridho jika di kalangan umat Islam dirasuki proyek kristenisasi yang akan menyesatkan umat Islam. Karena inti dari kristenisasi ini adalah merusak moralitas generasi bangsa. Sudah jelas bahwa mereka kaum kristen selalu membenci umat Islam. Berbagai cara mereka lakukan agar umat Islam terjerumus kedalam kehinaan dan ketidakberdayaan dan bahkan kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Mereka akan terus memerangi umat Islam dengan cara al-Ghazwul Fikri (serangan pemikiran) dan penyesatan sampai umat Islam mau mengikuti ajaran mereka. Tidak ada agama yang benar selain Islam. Bahwasanya Islam-lah satu-satunya agama yang paling benar. Jika ada yang mengatakan ada agama selain Islam yang benar, maka pada hakikatnya itu tidaklah benar. Dan jika ada yang mengatakan semua agama itu benar (pularisme), maka itu juga pernyataan yang keliru dan salah kaprah. Karena Innaddiina ‘indallahil Islam “Sesungguhnya agama (yang benar) disisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imron : 19).

GERAKAN KRISTENISASI

DEFINISI
Kristenisasi atau dalam bahasa Arabnya "al-Tanshir" adalah sebuah gerakan keagamaan yang bersifat politis kolonialis. Muncul setelah kegagalan Perang Salib dengan tujuan menyebarkan agama Nasrani kepada semua komunitas manusia yang ada di seluruh penjuru dunia ketiga secara umum dan kepada kaum Muslimin secara khusus, dengan harapan dapat menegaskan kekuasaan mereka terhadap bangsa-bangsa yang ada yang sasarannya mencengkeramkan kekuasaan terhadap bangsa-bangsa tersebut. (Lihat buku "Gerakan Pemikiran dan Keagamaan" jilid 1 & 2, yang disusun oleh Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMY. Terbitan Al-I'tishom Cahaya Umat. Cetakan ketiga. Hlm. 108)

Kaum Kristen biasanya merujuk sejumlah ayat dalam Bibel sebagai legitimasi kewajiban menjalankan misi Kristen kepada bangsa-bangsa non-Kristen. Kitab Bibel misalnya, menyerukan, “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala mahluk.” (Lihat kitab Markus 16:15). Maka baik kaum Kristen Protestan maupun Katolik sama-sama menegaskan pentingnya misi dalam agama Kristen.

SEJARAH BERDIRI DAN TOKOH-TOKOH GERAKAN KRISTENISASI

Yang pertama kali menyerukan dan melakukan aktifitas Kristenisasi adalah Raymond Lull setelah Perang Salib mengalami kegagalan. (Pembahasan ini juga pernah ditulis oleh Adwin Bulls, ia menyatakan dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Ringkas Missionarisasi"). Pada tahun 1924, Raymond Lull berhasil menemui Paulus V. Dia mengajukan dua buku yang mencakup dua rancangan Lull untuk mengkristenkan umat Islam. Pertama, menjadikan ilmu dan sekolahan sebagai sarana kristenisasi. Kedua, kristenisasi dengan kekerasan jika tidak dapat dicapai dengan cara halus. Ia juga bersusah payah belajar bahasa Arab dan berkeliling ke dunia Islam untuk mendebat para ulama Islam. Semenjak itulah missionaris Kristen mengarahkan perhatiannya untuk menyebarkan agama Kristen kepada negara-negara ketiga yang mayoritas beragama Islam. Aktifitas Kristenisasi ini mengalami momentum yang cukup baik karena ketika itu negara-negara Muslim masih diliputi oleh kebodohan dan kemiskinan. Belum lagi masalah kesehatan dan kelemahan penguasa negeri Muslim dalam mengatasi problem di masyarakatnya. Negara-negara barat seperti Amerika, Inggris, Jerman dan Eropa banyak mengutus missionaris ke seluruh dunia dengan alasan untuk pengembangan kehidupan kerohanian dan sebagai upaya menciptakan keselamatan dunia, sebagaimana di Perancis. Perancis secara terbuka memerangi misionaris dalam konteks negaranya tetapi berusaha memanfaatkan dan melindungi misionaris yang berada di Negara lain. Demikian pula Italia yang menunjukkan permusuhannya terhadap Gereja tetapi memperkuat Politik Imprealisme mereka dengan bantuan para misionaris. Bahkan banyak kalangan militer di Inggris yang menginginkan negaranya untuk mengutus misonaris ke seluruh dunia.

Dalam aktifitas ini, misionaris sangat menyadari bahwa kaum Muslimin memiliki keteguhan yang tinggi dalam memegang keyakinan yang di anut. Dengan demikian, beragam kendala mereka temui di lapangan. Dengan adanya kenyataan ini, upaya dan segala yang dimiliki berupa kekuatan rohani dan jasmani mereka persiapkan untuk melancarkan aktifitas kristenisasi. Hal ini tampak dalam upaya misionaris untuk menaklukkan Indonesia dan Negara-negara Afrika.

Para zending (misionaris) Katolik telah masuk ke negara Afrika sejak abad XV dan pada saat itu Portugal menemukan negara-negara baru. Kemudian zending-zending Kristen Protestan dikirim dari Inggris, Jerman dan Perancis. Peter Heling adalah salah satu tokohnya yang sejak dini sudah terjun ke tengah-tengah umat Islam di bagian pantai negara-negara Afrika. Sedangkan Baron Du Betez, pada tahun 1664 berhasil mendirikan sebuah akademi yang menjadi pusat pengajaran zending Masehi. Kemudian muncul Mr. Cary menjelang akhir abad XVII. Di awal abad XIX disusul penginjil Henry Martin yang juga memiliki andil dalam pengiriman zending Kristen ke negara-negara Asia Barat. Dia menerjemahkan Bibel ke dalam bahasa India, Persia dan Armenia. Pada tahun 1975, Dewan Gereja Protestan bersepakat dengan orang-orang Kopti di Mesir untuk mendirikan sebuah Misi Kristen yang bertugas menyebarkan Injil di Afrika. Kemudian seorang pelancong Inggris, David Livingstone (1813-1873) , telah melakukan penerobosan ke jantung Afrika.

Pada tahun 1849, misi-misi Kristen mulai dikirim ke negara-negara Syam. Penugasan mulai dilakukan secara intensif untuk menggarap beberapa wilayah di kawasan negara-negara tersebut. Tahun 1885 sebuah organisasi Pemuda Masehi didirikan. Dan pada tahun 1895 didirikan pula organisasi Persatuan Mahasiswa Kristen Internasional. Samuel Zwemer, ketua Misi Kristen untuk negara-negara Arab di Bahrain dan ketua Persekutuan Kristen di Timur Tengah pernah memimpin majalah Muslim Word. Kemudian Zwemer masuk Bahrain pada tahun 1890. Sejak tahun 1894 gereja-gereja reformasi Amerika mendukungnya secara penuh. Hasil dari aktivitas kemanusiaan Zwemer yang paling menonjol antara lain adalah berdirinya lembaga-lembaga kedokteran misi di kawasan negara-negara Teluk. Lalu membuka puskesmas-puskesmas di Bahrain, Kuwait, Musqat, dan Amman. Louis Massignon, penasehat gerakan kristenisasi di Mesir. Ia termasuk anggota Lembaga Bahasa Arab di Mesir dan pernah menjadi penasehat Departemen Kolonialisme Perancis untuk urusan Afrika Selatan. Daniel Bills pernah mengatakan, “Perguruan Tinggi Robert di Istambul (yang sekarang Universitas Amerika) tidak lagi menjadi perguruan tinggi yang exclusive, baik pengajaran ataupun fasilitas kemahasiswaan yang disediakannya. Sekarang telah menjadi perguruan tinggi Kristen yang benar-benar terbuka. Pendirinya adalah seorang misionaris Kristen. Dan sampai sekarang pimpinannya pun harus orang misionaris.

Pendeta Syantor pada masa pendudukan Perancis menjadi Kepala Akademi Yesuit di Beirut dalam waktu yang relatif lama. Mr. Nibrouse, rektor Universitas Beirut Amerika tahun 1948 pernah mengatakan, “Fakta telah membuktikan bahwa pendidikan adalah sarana paling mahal yang telah diperalat para misionaris Amerika untuk mengkristenkan Suriah dan Libanon.” Don Huk Crey, tokoh terbesar dalam konferensi Kristen Louzon tahun 1974 yang juga penganut Protestan, menjadi misionaris di Pakistan selama 20 tahun. Ia pernah menjadi mahasiswa Fuller School of International Mission. Setelah konferensi Kristen di Colorado tahun 1978. Ia juga pernah menjadi Direktur Lembaga Samuel Zwemer.

Strategi demi strategi pun terus dilakukan, penyebaran ditujukan pada sasaran Non Cristian World (Negara selain Kristen) dan Non Roman Catholic World (Negara selain Katolik Roma), termasuk warga kristen yang bukan di bawah pengaruh Paulus, disebut juga Schismatics dan Heretucs. Di jelaskan pula bahwa di dunia terdapat dua blok gereja katolik, yaitu:
1. Terra Catholica (bagian negara-negara Katolik)
2. Terra Missions (bagian negara-negara yang di bawah misionaris).
Selain itu terdapat juga dua macam organisasi misionaris yang dinamakan Mission Aid Societies dan Mission Zending Societies.

AKAR PEMIKIRAN DAN DOKTRIN GERAKAN KRISTENISASI

Para misionaris kristenisasi bergerak setelah mereka mengalami berbagai kekalahan. Awalnya mereka mengerahkan segala dana dan tenaga dalam upaya ingin menguasai Baitul Maqdis, sekaligus merebutnya dari genggaman umat Islam. Pendeta Mibez, pernah mengatakan “Perang Salib yang telah dimulai misionaris-misionaris kita pada abad ke-17 masih berlangsung sampai hari ini. Pastur-pastur pria maupun wanita Perancis masih banyak bertebaran di Timur”. Becker, salah seorang orientalis berkewarganegaraan Jerman mengeluarkan pendapat, “Terdapat sikap permusuhan yang tajam antara Kristen dan Islam. Sebab ketika Islam tersebar pada abad pertengahan, agama ini telah membangun sebuah benteng pertahanan yang kokoh di tengah-tengah upaya penyebaran kristen. Kemudian Islam tersebar ke berbagai negara yang sebelumnya pernah bertekuk lutut di bawah kekuasaan kristen.” Kristenisasi pada dasarnya bertujuan untuk memantapkan pengaruh Kristen Barat di negara-negara Islam. Kristenisasi merupakan awal dan landasan kokoh bagi penjajahan. Juga merupakan penyebab langsung lumpuhnya serta melemahnya potensi umat Islam.

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN PARA MISSIONARIS

1. Tentang Persatuan Islam
Kardinal Simon mengatakan, “Persatuan Islam menghimpun cita-cita umat Islam dan membantu melicinkan upaya untuk mendominasi Eropa, maka gerakan Kristenisasi adalah satu unsur yang sangat dominan untuk memecah gerakan Persatuan Umat Islam. Untuk itu, kita harus membelokkan orientasi Persatuan Umat Islam dengan gerakan Kristenisasi.” Lawrance Brown juga mengatakan, “Apabila umat Islam bersatu dalam sebuah kerajaan Arab, pasti mereka akan menjadi malapetaka yang paling berbahaya di dunia, atau bisa juga akan menjadi dewa penyelamat. Tapi apabila mereka dibiarkan terpecah belah, pasti mereka akan tetap tidak bernilai dan tidak berpengaruh.” Mr. Bills, juga mengatakan, “Agama Islam adalah sebuah benteng penghalang paling kokoh terhadap perjalanan gerakan kristenisasi di Afrika.”

2. Tentang Penyebaran Islam
Nelson mengatakan, “Pedang Islam satu demi satu telah menaklukkan bangsa-bangsa di Afrika dan Asia.” Henry Jesups, misionaris yang berasal dari Amerika juga mengatakan, “Orang-orang Islam sebenarnya tidak memahami agama dan tidak pula menghargainya, mereka adalah pencuri, pembunuh dan terbelakang. Sesungguhnya gerakan kristenisasi akan tetap berupaya membina mereka agar menjadi bangsa yang berkebudayaan.” Luthfi Livonian, berkebangsaan Armenia, pengarang beberapa buku Islam mengatakan, “Sejarah Islam adalah sebuah cerita berseri yang mengerikan tentang pertumpahan darah, peperangan dan pembantaian.”

3. Tentang Nabi Muhammad SAW
Addison mengatakan, “Muhammad tidak mampu memahami agama Nasrani karena didalam khayalnya hanyalah gambaran buram. Gambaran-gambaran ini menjadi pijakan agamanya (Islam) yang disebarkan kepada orang-orang Arab.” Nelson beranggapan bahwa Islam itu jiplakan. Apa yang terbaik di dalam ajarannya adalah hasil adopsi ajaran Kristen. Sedangkan ajaran-ajaran lainnya merupakan jiplakan utuh atau sebagian dari berhalaisme.” F.J. Harber juga mengatakan, “Muhammad pada hakikatnya adalah penyembah patung sebab persepsinya tentang Allah dalam kenyataannya hanya merupakan karikatur.”

4. Tentang Ajaran Islam
Henry Jesups mengatakan, “Islam lebih banyak berpijak pada landasan hadits daripada Al-Qur’an, jika hadits-hadits yang palsu itu dibuang, maka Islam tidak akan tersisa sedikitpun. Islam itu sangat dangkal. Wanita menurut Islam adalah budak.” John Takly juga mengatakan, “Kita harus memperlihatkan kepada orang bahwa yang benar di dalam Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang baru. Sedangkan yang baru di dalam Islam juga bukan sesuatu yang benar.” Kardinal Samuel Zwemer, dalam bukunya Dunia Islam Dewasa mengatakan, “Kita harus meyakinkan umat Islam bahwa orang-orang kristen bukanlah musuh mereka. Kitab Injil harus disebarkan dalam bahasa-bahasa umat Islam, sebab Injil adalah asas gerakan Masehi yang paling penting. Mengkristenkan umat Islam harus dengan perantaraan seorang utusan dari mereka sendiri dan dari barisan mereka, sebab sebatang pohon itu harus di tebang oleh salah seorang anggotanya. Misionaris kristen tidak boleh berkecil hati melihat lemahnya hasil misi mereka dalam mengkristenkan umat Islam, sebab pada dasarnya di dalam kalbu umat Islam telah tumbuh suatu kecenderungan terhadap ilmu-ilmu Eropa dan pembebasan wanita”.

KONFERENSI-KONFERENSI PARA MISSIONARIS

Hingga saat ini para misionaris terus menyelenggarakan konferensi-konferensi, baik konferensi nasional, regional maupun internasional.

1. Konferensi Kairo pada tahun 1324H/1906M.
Dalam konferensi tersebut Zwemer menyerukan agar diselenggarakannya sebuah konferensi yang menghimpun organisasi-organisasi misi Kristen Protestan untuk memikirkan tentang penyebaran Injil di kalangan umat Islam. Konferensi Kairo ini dihadiri oleh 62 orang anggota. Zwemer berperan sebagai pemimpin konferensi.

2. Kemudian pada tahun 1328H/19110M.
Konferensi Misi Kristen International di Edinburgh Scotland diselenggarakan. Dalam konferensi ini terdapat beberapa utusan dari 159 organisasi misi Kristen di dunia.

3. Pada tahun 1339H/1911M.
Diselenggarakan kembali konferensi Misi Kristen di Lucknow. Pada konferensi ini peserta mendapatkan sebuah vandel kenang-kenangan. Pada satu sisi vandel itu bertuliskan, “Kenang-kenangan Lucknow tahun 1911”. Pada sisi sebelahnya tertulis, “Ya Allah! Dunia Islam bersujud kepada-Nya lima kali dalam sehari semalam penuh khusyuk. Pandanglah bangsa-bangsa Islam itu dengan penuh kasih. Ilhamilah mereka dengan kedamaian Yesus Kristus.”

4. Konferensi Colorado 15 Oktober 1978.
Konferensi ini tergolong paling berbahaya. Tema konferensi tersebut adalah “Konferensi Amerika Selatan untuk Mengkristenkan Umat Islam”. Pesertanya sekitar 50 orang yang mewakili organisasi-organisasi Kristen paling aktif di dunia. Konferensi ini berlangsung secara tertutup selama dua pekan. Dalam konferensi ini berhasil dibuat satu strategi yang dirahasiakan karena dipandang sangat berbahaya. Antara lain diputuskan anggaran biaya sebesar 1 milyar dolar AS untuk program kristenisasi. Dana sebesar itu benar-benar terkumpul dan didepositokan di salah satu bank terbesar di Amerika Serikat.

5. Konferensi Internasional untuk Kristenisasi.
Konferensi ini diselenggarakan di Swedia pada bulan Oktober 1981. Dibawah pengawasan Dewan Federal Lutherian. Dalam konferensi dibahas hasil konferensi Louzon dan Colorado. Konferensi menelorkan sebuah kajian kritis tentang gerakan kristenisasi untuk kawasan negara-negara Pakistan, India dan Bangladesh. Gerakan kristenisasi dititikberatkan kepada negara-negara dunia ketiga.

Masih banyak lagi konferensi-konferensi kristenisasi yang diselenggerakan. Diantaranya: Konferensi Beirut (1911), Konferensi Misi Kristen Al-Quds, Konferensi 1935 yang dihadiri 1200 delegasi misionaris seluruh dunia, Konferensi Istambul, Konferensi Halwan di Mesir, Konferensi Libanon, Konferensi Baghdad, Konferensi Konstantinopel di Aljazair (sebelum merdeka), Konferensi Chicago, Konferensi Misionaris Madras di India yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali, dan Konferensi Baltimore di Amerika Serikat (1942), konferensi ini tergolong paling berbahaya karena oleh Ben Gurion dari Yahudi. Kristen telah menyusun sistem konferensi baru setelah perang dunia kedua. Konferensi gereja-gereja itu diselenggarakan satu kali setiap 6 atau 7 tahun, dengan berpindah-pindah dari satu negari ke negeri lain, seperti: Konferensi tahun 1948 (Belanda), Konferensi tahun 1954 (Amerika), Konferensi tahun 1961 (India), Konferensi tahun 1967 (Eropa), Konferensi tahun 1975 (Indonesia), konferensi ini dihadiri 3000 peserta dari misionaris kristen dunia.

PUSAT DAN LEMBAGA KRISTENISASI

Banyak sekali lembaga-lembaga kristenisasi yang berperan aktif dalam misinya di seluruh dunia, diantaranya: Lembaga Samuel Zwemer di California (Lembaga ini didirikan berdasarkan rekomendasi dari keputusan-keputusan konferensi Colorado); International Centre for Studies and Mission di California (Lembaga ini bergerak di bidang penyediaan biaya dan tenaga-tenaga manusia yang aktif untuk mempersiapkan konferensi Colorado. Selain itu, lembaga ini juga mempersiapkan segala unsur pendukung untuk mensukseskan konferensi tersebut); Universitas Amerika di Beirut didirikan pada tahun 1865; Universitas Amerika di Kairo; Akademi Perancis di Lahore; Persekutuan Misionaris Gereja Inggris; Lembaga Misionaris Amerika (berdiri tahun 1810); Persekutuan Misionaris Kristen Jerman Timur; Persekutuan London.

BEBERAPA BUKU TENTANG KRISTENISASI

1. Sarana Kristenisasi di Kalangan Umat Islam; Dunia Islam Dewasa Ini (ditulis oleh Samuel Zwemer, yang merupakan kumpulan dari beberapa laporan tentang misi Kristenisasi berisi tentang sarana-sarana praktis untuk bersentuhan dengan bangsa-bangsa non Masehi dalam rangka menarik mereka ke pangkuan Masehi, di dalamnya ditulis pula penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus diikuti setiap misionaris;

2. Sejarah Misionarisme karya Edwin Bulls seorang misionaris Protestan; Majalah Misionaris Kristen Protestan di Biel, Swiss (Majalah ini membahas mengenai Konferensi Edinburgh tahun 1910); Majalah Masehi Timur berbahasa Jerman yang diterbitkan oleh Persekutuan Misionaris Jerman Timur sejak tahun 1910; dan Ensiklopedia Islam dan Ikhtisarnya.

SARANA DAN FASILITAS GERAKAN KRISTENISASI (MISSIONARIS)

1. Medis.
Melalui pelayanan kesehatan mereka melancarkan kristenisasi. Aktivitas ini dijadikan sebagai sarana utama mereka. Paul Harison dalam bukunya Dokter di Negara-negara Arab mengatakan, “Kami siap berada di negara-negara Arab untuk menggiring penduduknya menjadi Kristen.” Sementara S.A. Morrison, redaktur Majalah Muslim Word juga mengatakan, “Waktu itu kesempatan sangat terbuka lebar. Para dokter kristen membawa misinya di tengah-tengah mayoritas umat Islam di desa-desa seluas negara Mesir.” Eide Harris, seorang misionaris wanita, juga mengatakan “Dokter kristen harus memanfaatkan kesempatan dalam prakteknya untuk memasukkan misi kristiani ke telinga dan hati umat Islam.” Sementara Mr. Harber menyatakan perlunya diperbanyak misi kesehatan. Sebab, para tenaga medis berhadapan langsung dengan massa. Mereka berpengaruh besar terhadap umat Islam. Pengaruh mereka lebih besar daripada tenaga misi (zending) lain. Diantara dokter misionaris yang terkenal ialah, An Asawodge, Frost, Cornelius Van Dyck, George Post, Charles Kalhoon, Mary Owey dan Dr. Thomson, dll.

2. Pendidikan
Segala potensi dan fasilitas mereka kerahkan untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana kristenisasi yang mereka canangkan. Karena itu mereka mendirikan sekolah, akademi, universitas, sekolah tinggi, panti asuhan, taman kanak-kanak, sekolah-sekolah persiapan masuk SD, SMP dan SMA. Selama 150 tahun mereka telah membagi-bagikan tidak kurang dari 100 juta eksemplar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang telah diterjemahkan ke dalam 1130 bahasa. Juga brosur dan majalah yang harganya mencapai 7 Milyar dollar AS.

3. Aktivitas Sosial
Mereka menyediakan perumahan-perumahan untuk mahasiswa, mendirikan klub-klub, membuat hostel, panti jompo, penampungan khusus anak yatim dan gelandangan, memperhatikan aktivitas-aktivitas hiburan dan menghimpun orang-orang yang menyukai aktivitas semacam ini, mendirikan perpustakaan-perpustakaan misionaris dan menjadikan pers sebagai alat kristenisasi secara luas, menyelenggarakan kamp-kamp kepramukaan, mengunjungi narapidana dan orang-orang sakit di rumah sakit lalu diberi hadiah dan pelayanan yang baik.

4. KB (Keluarga Berencana)
Dalam pertemuan pdt. Shinode tanggal 5 Maret 1973 yang dihadiri para uskup dan orang-orang kaya di gereja Marqus Alexandria, Mesir. Diketengahkan beberapa keputusan konferensi. Keputusan itu antara lain ketidakharusan keluarga berencana di kalangan masyarakat gereja (kristen), baik berupa pembatasan atau pengaturan kelahiran. Malah mereka diberi stimulus untuk memperbanyak keturunan dengan dorongan dan bantuan material dan spiritual. Di antara mereka sangat di dorong untuk kawin muda. Pada saat yang sama pembatasan dan pengaturan kelahiran diwajibkan bagi umat Islam secara ketat. Sebab mereka tahu bahwa 65% lebih para dokter dan tenaga medis bergerak dalam pelayanan kesehatan adalah masyarakat gereja.

5. Fitnah dan Peperangan
Di Indonesia orang-orang kristen menguasai media massa. Mereka memiliki siaran-siaran radio amatir misionaris dan koran-koran nasional. Dalam sensus tahun 1975 di Indonesia terdaftar 9819 buah gereja milik kristen Protestan, 3897 orang pastur, 8504 orang misionaris sukarela. Sedangkan Katolik memiliki 7250 buah gereja, 2630 orang pastur, 5393 orang misionaris sukarela. Mereka telah membuat rencana untuk mengkristenkan Indonesia selambat-lambatnya pada tahun 2000.

RENCANA BESAR KRISTENISASI DI INDONESIA

Gejala pemurtadan yang dialami umat Islam di Indonesia mengalami eskalasi yang luar biasa. Hal itu ditandai dengan data statistik yang dikeluarkan oleh BPS 20 tahun yang lalu yakni pada tahun 1990. Tercatat bahwa dari 200 juta jiwa penduduk Indonesia, prosentasi umat Islam mencapai 87,3% (dibulatkan menjadi 90%), sementara umat Kristen Protestan hanya 6%, umat Katolik 3,6%, Hindu 1,8%, Budha 1% dan agama lain 0,3%. Namun dari prosentasi data tersebut jika kita lihat kembali pada tahun 1999 lalu, jumlah umat Islam menurun drastis menjadi 75%. Itu artinya bahwa proyek kristenisasi yang dilakukan umat Kristen terhadap umat Islam semakin meningkat.

SEJARAH KRISTENISASI DI INDONESIA

Permulaan perkembangan agama Kristen di Indonesia sebagaimana diungkapkan oleh Y. Bakker terjadi pada pertengahan abad ke-7 dengan didirikannya Episkopat Syria di Sumatra. Tetapi hasil krsitenisasi mulai tampak sejak dilakukannya secara gencar oleh orang-orang Portugis, terutama di Maluku pada abad ke-16. Setelah itu, organisasi dagang Belanda yang dikenal dengan VOC (1602) memang tidak memiliki nuansa politik yang berusaha menciderai Islam, namun ketika diminta untuk menyebarkan nilai-nilai kristen di tanah jajahan, maka tidak ada cara lain kecuali mengikuti cara yang telah dipraktekkan oleh Portugis sebelumnya dengan cara pemaksaan. Pada tahun 1661 VOC melarang umat Islam melaksanakan ibadah haji, hal ini merupakan realisasi anjuran Bogart. Dalam asumsi Bogart, para jamaah haji tersebut sangat berbahaya secara politis. Karena itu, melarang perjalanan ibadah haji jauh lebih baik ketimbang menembak mati para haji itu. Lalu, C. Guillot dalam Kiai Sadrach menuturkan bahwa pada awalnya pusat penyebaran kristen adalah Maluku, banyak orang Maluku yang menjadi tentara yang kemudian dikirim ke kawasan-kawasan utama militer Belanda di Jawa, seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya. Mereka itulah yang pertama kali membentuk jemaah kristen pribumi.

Berbeda dengan uraian di atas, ada terdapat analisa lain yang menganggap bahwa orang kristen pertama yang sampai ke Nusantara adalah pada abad 12 Masehi, yang mana ia singgah di Sumatra Utara. Setelah itu misionaris yang bernama Fransiskan Ordorikus menyusul dan berusaha mengelilingi pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Kemudian datang setelahnya misionaris katolik yang sangat yang bernama Fransiskus Oksafiarus pada tahun 1546. Ia memulai misinya di Ambon kemudian memperluasnya hingga mencakup Maluku Utara. Kemudian setelahnya datanglah orang-orang Belanda yang beragama Protestan ke pulau ini dan berusaha menyaingi penganut Katolik. Belanda yang pernah menjajah Indonesia dan memecah Jawa menjadi kawasan-kawasan yang dibangun untuk gereja dan sekolahan. Kemudian langkah tersebut diikuti oleh negara Eropa lainnya. Namun perkembangan agama Protestan banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur, hal ini terjadi pada abad ke-17 hingga abad ke-18 Masehi. Pada tahun 1904 tibalah Fan Leis ke Yogyakarta dan berusaha mendirikan sekolah Kanisius.

RELEVANSI TIGA SERANGKAI

Kristenisasi, orientalisme dan penjajahan (kolonialis) menjadi tiga serangkai yang tidak dapat dipisahkan, masing-masing mempunyai tugas dan peran untuk menghancurkan umat Islam. Kristenisasi bertugas untuk merusak moral dan akidah umat Islam, orientalisme memporak-porandakan pemikiran Islam dan penjajahan melumpuhkan fisik. Keterkaitan antara kolonialisme dengan kristenisasi sangat sulit untuk dinafikan, namun demikian tokoh-tokoh kristen di Indonesia seperti TB Simatupang biasanya tidak setuju tentang adanya keterkaitan tersebut. Mereka menganggap bahwa misionaris sama sekali tidak terkait dengan ambisi duniawi para kolonialis. Sedangkan penyebaran kristen lebih disebabkan oleh kuasa Alkitab dan bukan semata-mata disebabkan oleh orang-orang kristen. Asumsi semacam ini sulit diterima mengingat fakta-fakta sejarah bantuan dan sikap politik kaum kolonialis terhadap misi kristen sangatlah nyata.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Indonesia menjadi sasaran misi kristen dari segenap penjuru dunia. Beragam media digunakan seperti film, kaset, buku-buku, kapal-kapal penginjil yang mengitari pantai-pantai dan kepulauan seperti Lombok, Sumbawa, Sulawesi dan Kalimantan. Di daerah luar Jawa seperti Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan, misi Kristen telah memiliki pemancar radio dan pesawat terbang seperti Cessna. Bahkan pada wilayah-wilayah tertentu, mereka mendirikan landasan pesawat khusus dengan izin dari Depertemen Perhubungan. Demikianlah sehingga agama kristen berkembang di Indonesia terutama pada momen jatuhnya Soekarno pada peristiwa pemberontakan G30 S PKI pada tahun 1965. Orang-orang kristen memanfaatkan kesempatan ini dengan memasukkan para tawanan komunis ke dalam agama kristen dengan beralasan bahwa para pelaku penyembelihan adalah orang-orang Islam, sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan diri kecuali dengan beralih keyakinan, yakni masuk ke agama kristen.

Selanjutnya, dari penjelasan Prof. Dr. Rasyidi dalam konferensi yang diadakan pada tahun 1968 di Tokyo. Ia mengemukakan realita yang dihadapi umat Islam di Indonesia, yang buruknya keadaan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dimanfaatkan oleh pihak misionaris untuk mengkristenkan orang-orang Islam di Indonesia dengan cara-cara:
1. Mereka membeli tanah di daerah-daerah strategis dengan harga tinggi yang bertujuan membangun gereja, gereja pun dibangun di tengah-tengah pemukiman warga Islam dan daerah pertanian. Bila pemilik tanah tidak rela menjualnya, maka seseorang dikirim untuk membeli atas nama pribadi, kemudian dijual kepada pihak misionaris;
2. Gereja membagikan beras, uang dan pakaian, serta meminjamkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dengan syarat mau menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah misionaris;
3. Para mantan anggota Partai Komunis yang sedang mendekam di penjara didekati oleh misionaris untuk mengajukan bantuan beras dan keuangan kepada keluarga mereka secara kontinyu, selama mereka mau menandatangani perjanjian bahwa mereka mau masuk katolik;
4. Para pekerja perusahaan tekstil yang kehilangan pekerjaannya ditawari bantuan seperti beras dan uang;
5. Rumah-rumah besar milik orang kaya yang meninggal dunia dan ditinggalkan untuk ahli waris dibeli oleh misionaris;
6. Beberapa toko, klub dan ruang baca dirubah menjadi gereja;
7. Wanita-wanita kristen berusaha merayu pemuda Muslim dan juga sebaliknya pemuda-pemuda kristen merayu wanita muslimah;
8. Guru-guru agama Islam yang kebetulan menerangkan Al-Qur’an yang berkaitan dengan Yesus, ditangkap oleh pejabat Kristen atau diadukan kepada pemerintahan;
9. Rumah-rumah keluarga Muslim didatangi misionaris yang mendesak agar mau mendengarkan keterangan kepercayaan kristen.

KEPUTUSAN DEWAN GEREJA INDONESIA DI JAKARTA

“Program kristenisasi diatur hampir diseluruh dunia terutama di negara-negara muslim. Dunia ini akan damai apabila seluruh dunia berhasil dikristenkan. Inilah yang menjadi tujuan kita umat kristen. Untuk tujuan tersebut kita umat kristen Indonesia harus bersatu. Usaha mengkristenkan orang Islam di Indonesia didukung oleh negara-negara yang kuat seperti Amerika, Inggris dan lain-lain. Kita umat kristen akan dengan mudah mendapatkan dana, setiap saat dari Amerika. Program kristenisasi ini adalah tugas kita yang suci dan kita harus berhasil dalam melaksanakannya. Dan lagi yang penting bagi umat kristen adalah kita bersatu dahulu. Kita umat kristen di Indonesia selalu dicintai, diberkati dan dilindungi oleh Yesus.”

SARANA DAN METODE KRISTENISASI DI INDONESIA

Sarana dan metode yang dijalankan misionaris di Indonesia sangatlah beragam. Di antara media/sarana dan metode yang digunakan sama halnya di banyak Negara diantaranya :
1. Pendidikan dengan beragam bentuknya mulai dari TK hingga perguruan tinggi;
2. Seminar, ceramah dan kegiatan olah raga;
3. Penerbitan buku-buku dan pendirian percetakan modern seperti koran, majalah dan terbitan khusus;
4. Pendirian rumah sakit, tempat-tempat hiburan dan pondokan/yayasan anak yatim;
5. Bantuan kemanusiaan dan hadiah, utamanya ketika terjadi bencana alam dan krisis ekonomi. Contoh : di aceh, mentawai dll;
6. Gerakan politik.
Untuk mengenal program kristenisasi di Indonesia, yang pertama dilakukan adalah mengenal lembaga mereka yang memiliki peranan utama dalam memperluas cakupan misinya di Indonesia. Doulus World Mission Indonesia adalah sebuah lembaga yang berusaha memperluas cakupan penganut kristen kepada lebih dari 125 kelompok masyarakat terbelakang di pedalaman. Berangkat dari program ini, Doulus berusaha mendirikan sekolah tinggi bernama Sekolah Tinggi Teologi Doulus yang dijadikan sebagai sarana untuk menyiapkan sebanyak 2.500 misionaris kristen. Berdasarkan pada program yang direncanakan, Doulus berharap dapat menyelesaikan misi ini pada tahun 2000. Tetapi pada kenyataannya, masyarakat Indonesia makin terlihat bersemangat mempelajari Islam, terutama pasca jatuhnya Soeharto dari tampuk kekuasaan pada tahun 1998.

Berdasarkan penelitian lembaga ini, di Indonesia terdapat lebih dari 250 suku terasing yang belum tersentuh oleh “Kasih Yesus” dan nilai-nilai kristen. Karena itulah, lembaga ini menyiapkan program khusus bagi masing-masing suku terasing tersebut, di antaranya : Proyek Yeriko 2000 untuk Jawa Barat, Proyek Karapan 2000 untuk Madura dan Jawa Timur secara umum, Proyek Andalas 2000 untuk Sumatra Utara, Proyek Mandau 2000 untuk Kalimantan, Proyek Baju Bungku 2000 untuk Sulawesi Tenggara, Proyek Cenderawasih 2000 untuk Irian Jaya, dan Proyek Sriwijaya 2000 untuk Riau dan Sumatra.

BEBERAP KASUS KRISTENISASI DI INDONESIA

Metode yang digunakan dalam misi kristenisasi ini berdasarkan sejumlah penelusuran ada beragam cara yang mereka lakukan dalam rangka menarik hati pemeluk Islam di Indonesia, diantaranya:
1. Membangun gereja dilingkungan Muslim;
2. Menciderai kehormatan wanita muslimah kemudian memurtadkannya;
3. Menyebarkan narkoba;
4. Mengkristenkan pasien Muslim yang dirawat di rumah sakit karena faktor biaya;
5. Kesaksian palsu yang dilakukan oleh oknum yang mengaku murtad dari Islam; Beberapa orang yang terhitung menyatakan diri murtad dari Islam dan beralih profesi sebagai misionaris kristen di antaranya adalah : Purnama Winangun yang dijuluki sebagai haji Amos, Hajjah Kristina Fatimah yang disebut Tini Rustini, Rudi Muhammad Nurdin, Matius, dan Muhammad Sholihin;
6. Mengatasnamakan bantuan kemanusiaan atau kepedulian sosial. Cara seperti ini misalnya ditemukan di Tangerang. Yaitu sebuah pemberian beasiswa kepada 6 desa yang bertetangga dengan Lippo Karawaci. Pada ke-6 desa tersebut terdapat 26 SD dengan jumlah total siswa sebanyak kurang lebih 10.000. Semua murid-murid tersebut diberikan beasiswa sebagai wujud bantuan kemanusiaan. Berdasarkan temuan Majalah Media Da’wah, bahwa para murid yang berada antara kelas 1 hingga kelas 3 masing-masing mendapatkan beasiswa sebesar Rp 1.179.000 per tahun. Adapun murid-murid yang berada dalam bimbingan khusus mendapatkan lebih dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 1.539.000 per siswa per tahun. Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa masyarakat miskin yang berada pada ke-6 desa tersebut merasa sangat terbantu dengan program demikian. Sekali pun, pada kenyataannya terdapat sekitar 500 lebih siswa yang aktif mengikuti berbagai kegiatan di Gereja. Sementara di pihak lain, orang tua mereka tidak memiliki kemampuan untuk mencegah praktek demikian karena telah merasakan bantuan besar tersebut.
7. Menggunakan simbol-simbol Islam;
8. Penyebaran buku-buku kristen yang menyerupai tampilan buku-buku Islami. Para penulis beserta judul-judul yang sempat beredar di tengah masyarakat adalah diantaranya:
1) Karangan Purnama Winangun yang dikenal dengan nama Haji Amos. Beberapa tulisannya: (Upacara lbadah Haji, Ayat-ayat Al Qur’an yang Menyelamatkan, Isa Alaihis Salam Dalam Pandangan Islam; dan Riwayat Singkat Pustaka Peninggalan Nabi Muhammad saw)
2) Karangan Danu Kholil Dinata yang dikenal dengan nama Amin Barkah. Karyanya yang terkenal adalah Kristus dan Kristen di Dalam Al-Qur’an (Al Masih Wal Masihiyun Fil Quur’an).
3) Karangan Hamran Amri. Diantara tulisannya adalah: Allah Sudah Pilihkan Saya Kasih Buat Hidup Baru Dalam Yesus Kristus, Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal Yang Esa, Dengan Kasih Kita Jawab, Jawaban Atas Buku Bible Qur’an dan Science, Dialog Tertulis Islam-Kristen, Surat dari Mesir, Siap Sedia Menjawab Tantangan Benteng Islam, Sebuah Memori yang Tak Terlupakan, dll.
4) Karangan Muhammad Nurdin. Diantaranya: Ayat-Ayat Penting di Dalam Al-Qur’an, Keselamatan di Dalam Islam, Selamat Natal Menurut Al-Qur’an, Kebenaran yang Benar (As Shodiqul Mashduuq), Rahasia Allah yang Paling Besar (Sirrullahil Akbar), Telah Kutemukan Rahasia Allah Yang Paling Besar, Ya Allah Ya Ruhul Qudus Aku Selamat Dunia dan Akhirat, Wahyu Tentang Neraka, Wahyu Keselamatan Allah, dan lain-lain.
5) Terbitan Yayasan Pusat Kristen Nehemia (Kerudung yang Dikoyak, oleh Gulshan Ester, Seorang Gadis Kristen Mempertanggungjawabkan Imannya, oleh Nita, Apakah Al-Qur’an Benar-benar Wahyu Allah, oleh Ev. J. Litik, Kebenaran Firman Allah, oleh Pdt. M. Matheus, Alasan Pokok Tentang Isi Al Qur’an yang Menyebabkan Saya Beralih dari Islam ke Kristen, oleh Ev. J. Litik) dll.
6) Cetakan Yayasan Jalan Rahmat: (Sejarah Naskah Al-Qur’an dan Alkitab, oleh John Gilchrist, Sulitkah Menjadi Orang Kristen, oleh Abdul Masih, Siapakah Kristus Selayaknya Menurut Anda, oleh Abdul Masih, Sudah Kutemukan, oleh Iskandar Jadeed, Benarkah Al kitab Dipalsukan, oleh Iskandar Jadeed; Injil Barnabas Suatu Kesaksian Palsu, oleh Iskandar Jadeed; Kesempurnaan Taurat dan Injil, oleh Iskandar Jadeed; Bagaimana Supaya Dosa Diampuni, oleh Iskandar Jadeed; Bagaimana Kita Berdoa, oleh Iskandar Jadeed; Kristus Menurut Islam dan Kristen, oleh John Gilchrist; Benarkah Nabi Isa Disalib, oleh John Gilchrist; Allah Itu Esa di Dalam Tritunggal Yang Kudus, oleh Zachariah Butrus; Selidikilah, Anda Pasti Selamat, oleh Sultan Muhammad Paul.
7) Brosur, diantara brosur yang pernah beredar : (Brosur Dakwah Ukhuwah; Brosur Shirathal Mustaqim; Brosur Jalan Al Rachmat), dll.
8) Kaset: (Kaset Tilawatul Injil; Dzat dan Sirat Allah (ceramah Pendeta Kemas Abubakar Mashur Yusuf Roni); Kesaksian murtadin Muhammad Imran; Kesaksian murtadin Ikhwan Luqman; Kesaksian murtadin Pdt. Akmal Sani; Kesaksian murtadin Lies Saodah; Kesaksian murtadin Haji Ahmad Maulana yang mengaku-ngaku putera KH. Kosim Nurzeha, dll.
9) Kaligrafi dan kalender tulisan Arab yang berisikan ayat-ayat Injil tentang Ketuhanan Yesus.
10) Perayaan Natal dengan tampilan Islami

RENCANA BESAR KRISTENISASI DI INDONESIA

Melihat penetrasi (penerobosan) yang dilakukan oleh para misionaris, maka bisa dipastikan bahwa efek yang ditimbulkan dalam rangka perluasan dukungan dan penyebaran agama kristen di Nusantara mengalami kenaikan secara signifikan dalam berbagai sektor kehidupan. Beberapa rencana yang termuat pada beberapa aspek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aspek Politik.
Aspek penting yang menjadi fokus utama misi kristen pada banyak Negara Islam adalah aspek perpolitikan. Aspek ini menjadi penting mengingat beragam bentuk aturan lahir melalui mekanisme politik. Hal ini ditegaskan dalam hasil keputusan muktamar dengan pernyataan sebagai berikut : “Adalah merupakan kewajiban bagi kita komunitas kristen untuk memastikan bahwa arah perpolitikan Negara tetap mengarah dan berkiblat ke Barat, terutama kepada Amerika Serikat. Kalian harus mengetahui bahwa Golkar dan pemerintahannya berkiblat ke Amerika. Inilah alasan mengapa kita mengarahkan para pengikut kristen agar berafiliasi (berhubungan/pertalian) kepada Golkar dan berupaya untuk memenangkannya pada setiap Pemilu. Selayaknyalah para pengikut kristen mengetahui bahwa Golkar adalah partai kristen. Dialah yang bertanggung jawab penuh terhadap kesuksesan misi kristen hingga batas-batas yang kita saksikan sekarang di Indonesia. Kita juga harus terus dapat memastikan bahwa media cetak Indonesia, siaran radio, dan Televisi menyiarkan tentang hal-hal yang kontroversi seputar Islam dan menyebarkan beragam fitnah terhadap barisan kaum Muslim agar mereka terpropokasi untuk melakukan pertengkaran sesama mereka. Adu dombalah, cerai beraikan, kuasai dan aturlah mereka sedemikian rupa. Itulah strategi dan taktik kita untuk dapat menundukkan kaum Muslim di Indonesia. Kita harus memanfaatkan beragam Koran dan media lainnya yang berada di bawah kendali kita untuk menyebarkan propaganda yang dapat mengoyak kesatuan kaum Muslim di Indonesia.”

Hal ini sebenarnya sangat jelas mengingat peran politik mereka sangat kuat dalam bentangan sejarah Negara Indonesia. Di sisi lain, terlepasnya Timor Timur dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga berindikasi kuatnya peran politik kaum Kristen di Indonesia. Hal ini tentu tidak lepas dari peranan penting yang dimainkan oleh Uskup Belo dalam upaya penyebaran informasi subyektif tentang upaya-upaya licik ABRI untuk mengIslamkan penduduk Timor Timur. Propaganda Uskup Belo tentang kondisi Kristen yang mengalami degradasi akibat upaya Islamisasi yang dipelopori oleh ABRI tersebut berlangsung cukup lama. Sekali pun bukti lapangan menegaskan kondisi sebaliknya. Selama Timor Timur berada dalam wilayah NKRI pertumbuhan penduduk Kristen mengalami kenaikan secara signifikan.

2. Aspek Pendidikan.
Sebagimana dikutip oleh Kholidi dari buku Re-Thingking Mission “Sekolah-sekolah yang dikelola oleh misi kristen di seluruh Negara haruslah memiliki tujuan yang sama. Yang paling pokok adalah sekolah-sekolah haruslah berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan pendeta-pendeta gereja. Sehingga materi-materi sekuler yang diambil dari buku-buku Barat dan diajarkan langsung oleh guru-guru dari Barat, harus membawa pola pemikiran kristen.”

Standar pendidikan gereja harus lebih diperbaiki dari sebelumnya, karena orang Islam telah memperbaiki sistem dan standar pendidikan di masjid-masjid dan sekolah-sekolah agama dengan meniru gereja-gereja Kristen kita. Kita harus melihat, bahwa para guru dan para instruktur dibidang akademi militer, sekolah kedokteran dan sekolah keteknikan seperti juga fungsionaris pemerintahan dikontrol 75% oleh orang Kristen. Sistem yang diterapkan dari taman kanak-kanak sampai universitas harus dibawah kontrol orang Kristen. Ujian masuk harus dibuat mudah bagi orang Kristen dan dipersulit bagi orang Islam. Jumlah bangunan sekolah harus dibatasi sehingga tidak banyak orang-orang Islam yang mendapatkannya. Semua tempat-tempat pendidikan harus diisi oleh orang Kristen sehingga murid-muridnya mayoritas Kristen. Pendaftaran harus dilakukan sampai perbandingan Kristen:Islam adalah 5:1. Orang-orang Kristen harus membantu pemerintah untuk mengurangi dan membatasi pengadaan akademi-akdemi Islam dan universitas-universitas Islam untuk mengurangi dihasilkannya intelektual muslim di Indonesia.

3. Aspek Ekonomi.
Umat kristen saling membantu satu sama lain dan bersikap cukup darmawan. Mereka memberikan lahan atau sewa bagi pengusaha khususnya pengusaha Kristen yang ingin membuat bangunan. Orang-orang Kristen yang kaya harus membantu misi-misi kristenisasi yang dilakukan oleh Dewan Gereja Indonesia di Jakarta. Dana ini dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi sosial dari umat Kristen di Indonesia dan untuk meyakinkan bahwa kristenisasi telah berjalan begitu jauh. Menurut Statistik, lebih dari 80% keseimbangan kekuatan intern telah berada pada umat kristen. Mereka mementingkan ketaatan dari umat Kristen untuk menyangga dan melindungi keseimbangan kekuatan yang menguntungkan dimasa yang akan datang. Dalam persoalan memperkuat pertahanan, masyarakat etnis Cina adalah sasaran mereka, karena relatif lebih mudah untuk mengubah orang-orang Cina. Orang-orang Cina harus dilindungi sebaik mungkin karena pengaruhnya di Indonesia menguntungkan orang-orang Kristen. Mereka juga mengingatkan orang-orang Kristen yang menjabat dikantor-kantor pemerintahan untuk berhubungan baik dengan orang Cina dan orang-orang Kristen secara ketat tapi melarang mempunyai hubungan dengan orang Islam kecuali menguntungkan orang kristen.

4. Bidang Informasi
Lapangan informasi harus dikontrol paling tidak 75% oleh orang Kristen, karena informasi merupakan persenjataan yang paling tajam untuk mengontrol umat Islam. Dengan propaganda/informasi, mereka dapat meremehkan atau menganggap kecil umat Islam dan menggiringnya agar menjadi tidak berarti dalam kancah nasional. Kita harus tahu bahwa surat kabar, radio, dan TV selalu menulis, menyiarkan kejadian-kejadian sedemikian rupa untuk memberi kesan buruk tentang Islam dan ummatnya serta untuk menciptakan pertikaian diantara mereka. Slogan kita adalah “Bikin orang Islam berkelahi satu sama lain dan pecah satu sama lain, kontrol dan kendalikan kehidupan mereka”. Semua koran dan media cetak di Indonesia ada dipihak kita dan harus digunakan sebaik-baiknya untuk menyebarkan propaganda agar persatuan umat Islam terpecah belah.

5. Aspek Pembangunan, Perbaikan dan Pengembangan.
Pastikan bahwa pembangunan dan pengembangan ditempatkan di daerah-daerah yang dihuni oleh orang-orang Kristen seperti Indonesia bagian timur. Kita telah melihat bahwa pemerintahan pusat di Jakarta mempunyai kebiasaan memberi kesempatan bagi perwira-perwira ABRI yang Kristen untuk menduduki jabatan dan posisi penting di daerah-daerah sebagai Gubernur, Bupati, dan lain-lain, dan nama mereka berubah menjadi nama Islam dan kadang-kadang bertitle “haji” untuk mengelabui umat Islam setempat agar kehadirannya bisa diterima.

6. Bidang Hukum dan Undang-Undang.
Umat kristen tentu saja diperkenankan untuk bertingkah melawan hukum dengan dalih mendukung kepentingan negara. Semua orang Kristen sekarang mengisi/menduduki mayoritas hakim, jaksa dan sidang perorangan di Indonesia. Dengan ini dianjurkan agar memutuskan orang Kristen benar dan orang Islam selalu dipersalahkan. Kalau perlu dihukum yang lebih berat, walaupun orang Kristen sebagai tertuduh.

7. Keputusan Masalah Internal dalam Pemerintahan
Permintaan-permintaan kita harus dibuat sebaik mungkin didalam pemerintahan itu sendiri:
1) Pemerintah harus bersedia mengakui status bishop sebagai petugas protokol negara dan bishop harus mempunyai hak untuk didengar oleh penguasa.
2) Semua menteri yang penting harus diangkat berdasarkan mandat dari orang-orang Kristen.
3) ABRI harus selalu di manuver untuk selalu bermusuhan dengan Islam dan kita mendapat keuntungan dari keadaan yang demikian.
4) Pemuda Kristen sebanyak mungkin harus masuk ke profesi militer.
5) 75% kepala dari departemen-departemen yang ada di pemerintahan harus disusun oleh pejabat ex militer yang beragama Kristen.
6) 75% kepala seluruh agen-agen sipil dan pemerintahan propinsi harus orang Kristen.
7) Sebagai orang yang menentukan prinsip tertinggi, semua orang Kristen di pemerintahan baik menteri, gubernur atau yang umum atau prajurit rendahan, harus menurut perintah bishop.
8) Umat Kristen harus punya radio transmitter nasional sebagai miliknya untuk propaganda yang ampuh.
9) Di daerah-daerah dimana muslim merupakan mayoritas harus ada orang Kristen yang diangkat secara konstan untuk mengevaluasi kelemahan-kelemahan orang Islam.


PENUTUP

KESIMPULAN
Masalah kristenisasi atau “pemurtadan” memang bukan hal yang baru terdengar dan terjadi saat ini. Masalah ini sudah berkembang sekian lama. Namun, gerakan antisipasi umat Islam belum dilakukan secara maksimal. Sehingga umat Islam terkesan menganggapnya sebagai "angin lalu" saja. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini, gerakan pemurtadan sudah semakin gencar terang-terangan dilakukan dengan beragam cara dan pola, misalnya melalui bantuan ekonomi, misi kemanusiaan, pengelabuan, mistik, dan lain sebagainya. Untuk itu, umat Islam tidak boleh lagi menganggap sebelah mata alias sepele dalam menyikapi kasus pemurtadan yang kian terjadi khususnya ditujukan kepada generasi-generasi penerus panji-panji Islam di masa akan datang. Karena kristenisasi atau "Pemurtadan" adalah suatu gerakan untuk mengajak orang lain yang sudah beragama untuk masuk memeluk agama lain. Dengan kata lain jika ia beragama Islam kemudian masuk ke agama Kristen maka dianggap sebagai “murtad”.

Secara sederhana dan sempit konsep ini bisa disamakan dengan dakwah atau misi untuk menyeru (mengajak) semua golongan. Semua agama memiliki konsep tersebut. Tapi, hakikatnya "pemurtadan" adalah berkonotasi negatif yang tentunya sangat berbeda dengan dakwah. Gerakan pemurtadan adalah gerakan menyimpang yang melanggar ketentuan agama dan Undang-undang. Sebab, ada beberapa kesalahan, antara lain adalah:
1. Mengajak orang yang sudah beragama.
2. Dilakukan dengan cara-cara yang tidak jujur (seperti, pengelabuan kepada pemeluk agama tertentu untuk beralih ke agama lain dengan iming-iming imbalan tetentu atau bersembunyi di balik misi kemanusiaan padahal mengemban misi agama tertentu).
3. Menyusupkan, menambah atau mengurangi isi dari kitab suci agama tertentu dan memasukkan isi dari ajaran agama lain.
4. Membodohi umat lain dengan dogma-dogma yang menyesatkan.
5. Target utama (the main target) adalah anak-anak atau remaja belia yang masih belum tahu banyak tentang agamanya.

Gerakan pemurtadan ini sangat berbahaya bagi umat Islam. Untuk itu, umat Islam harus membuka matanya lebar-lebar dan menyusun strategi jitu dalam membumi hanguskan gerakan pemurtadan ini di bumi pertiwi Indonesia. Islam adalah agama yang dipeluk oleh mayoritas bangsa Indonesia. Kebangkitan Islam akan ditunjukkan oleh umat Islam di Indonesia. Yakinkanlah! Bahwa kita bukan “Singa yang sedang tertidur” tapi kita adalah “Sang penakluk Singa”. Umat Islam bukan umat yang mudah terlena dengan bujuk rayu harta, jabatan atau wanita. Tapi, umat Islam adalah umat yang istiqomah (teguh pendirian) untuk memperjuangkan agamanya sampai akhir hayatnya. Iis 'Azizan au Mut Syahidan (Hidup mulia atau mati syahid). Karena konsep Islam adalah al-Ummah.

SARAN
Masalah pemurtadan bukan lagi masalah nomor dua apalagi sampai ke seratus, tapi sudah termasuk masalah utama. Apabila hal ini dibiarkan terus berlanjut, maka kita telah menghancurkan agama sendiri. Sebab, gerakan pemurtadan adalah gerakan yang mengancam eksistensi umat Islam ke depan. Untuk itu, ada beberapa langkah dalam mengantisipasi penyebarluasan "pemurtadan". Antara lain adalah:

1. Umat Islam harus memiliki keyakinan yang tangguh (aqidah) dan ruhiyah yang kuat. Meyakini bahwa Allah SWT telah menetapkan bahwa Islam adalah agama yang paling benar dan diridhai oleh-Nya. Sebagaimana Allah SWT katakan dalam Al-Qur’an yang artinya, “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanya-lah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang diberi al-kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian yang ada pada mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabnya.” (QS. Ali-Imran:19). Di ayat 85 di surah yang sama, Allah kembali menegaskan: “Barang siapa yang mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” Ayat-ayat ini yang membantah secara langsung adanya pendapat yang menyatakan bahwa “semua agama itu sama”. Pandangan seperti ini akan berakibat kurangnya keyakinan terhadap kebenaran agama yang telah dianutnya;

2. Saat sekarang ini "pemurtadan" mengincar generasi muda yang merupakan generasi emas. Mengapa target operasional (TO) mereka adalah generasi muda. Gerakan pemurtadan ini berorientasi puluhan tahun ke depan. Jadi, bila misi mereka berhasil pada hari ini, maka mereka akan menuai hasilnya nanti. Di prediksikan bila umat Islam adem ayem saja, maka porsentasi kuantitas akan berbanding terbalik, minimal 50-50 (sama). Dengan demikian, kesiapan orang tua hari ini untuk membekali anak-anaknya dengan kemampuan (material ilmu atau mental spritual - nilai agama/moral). Ketidakperdulian orang tua terhadap kondisi anak-anaknya merupakan jalan mempermudah mulusnya gerakan pemurtadan. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya meninggalkaan anak-anak mereka dalam keadaan lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan dengan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa : 9). Jadi, bekalilah anak-anak kita dengan ilmu dan iman. Tanamkan sejak dini kepada mereka akan keyakinan kepada agamanya dan didiklah mereka dengan pendidikan yang benar;

3. Tumbuhkan semangat membantu sesama. Para orang kaya (aghniya') membantu para dhu'afa' (fakir/miskin). Sehingga umat Islam yang kesulitan ekonomi akan terbantu. Hari ini, gerakan pemurtadan banyak menggunakan pola bantuan ekonomi. Karena kesusahan akhirnya agamanya pun tergadai;

4. Menjaga muslimah. Wanita muslimah sangat menjadi incaran oleh lelaki kafir. Makanya ada salah satu pola gerakan pemurtadan “Pacari, hamili, murtadkan”. Untuk itu, lelaki muslim wajib menjaga wanita muslimah. Terlebih wanita muslimah harus menjaga dirinya dari pergaulan dan memperketat diri dengan busana syar'i (menutup aurat). Allah SWT berfirman, yang artinya, “…dan janganlah kamu tampakkan perhiasan kecuali yang boleh ditampakkan (muka dan telapak tangan).” (QS. an-Nur:31)

5. Sikap pro-aktif umat Islam dalam memperjuangkan masalah penyimpangan dalam pola penyebaran agama (seperti: penculikan, penganiayaan, pemaksaan, hipnotis, mistik, bersembunyi atas nama kemanusiaan) kepada pemerintah agar melakukan tindakan tegas terhadap pelaku-pelaku tersebut. Untuk itu, umat Islam harus senantiasa menggalang persatuan dan kesatuan demi keselamatan bersama;

6. Mewaspadai setiap gerakan yang mencurigakan dengan bersikap hati-hati. Mereka punya 1001 cara untuk memurtadkan umat Islam, jadi selalu waspada/hati-hati dengan pola-pola tersebut. Manakala menemukan sesuatu yang mencurigakan segeralah koordinasi bersama umat Islam. Jika sudah terbukti melanggar Undang-Undang yang berlaku maka biarlah hukum yang menyelesaikannya;

7. Menguatkan kesadaran berIslam, meningkatkan ukhuwah Islamiyah, memberdayakan lembaga-lembaga Islam (ormas, pendidikan, pesantren, perguruan tinggi dan lainnya);

8. Kemudian mengintensifkan kajian dan pelatihan tentang bahaya kristenisasi dan cara penangkalnya bagi aktivis dakwah;

9. Mengirim da’i yang sudah dibekali pengetahuan yang cukup tentang Islam dan tantangannya ke daerah-daerah terpencil terutama daerah basis kristenisasi;

10. Secara rutin memberikan penyadaran kepada umat Islam akan bahaya kristenisasi lewat berbagai media baik elektronik, cetak, maupun pengajian dan majelis taklim;

11. Menyelenggarakan lembaga khusus untuk kaderisasi penangkalan;

12. Mengefektifkan para muhtadin atau muallaf sebagai counter attack (serangan balasan) kepada gerakan-gerakan kristenisasi dalam membuat jaringan bagi mereka bersama para kristolog-kristolog Muslim;

13. Mengungkap fakta dan data kristenisasi kepada semua pihak, terutama kepada para pejabat muslim dengan metode power point agar mereka terbelalak atas kerja mereka;

14. Mengantisipasi gerakan penyusunan kekuatan kristenisasi melalui laskar-laskar mereka seperti laskar kristenisasi, laskar mahoni, dan lainnya;

15. Menggalang kekuatan para ulama dalam menangkal kristenisasi termasuk kebangkitan internasional dunia Islam.

Dengan demikian, menghalau gerakan pemurtadan merupakan salah satu pola memelihara agama dari kehancuran. Hal ini merupakan suatu kemestian bagi umat Islam. Untuk itu, mari kita semua (umat Islam) “satukan tekad, melangkah bersama, usir arus pemurtadan dari bumi Indonesia dengan mekanisme yang benar.” Mudah-mudahan Allah SWT meridhai jalan orang-orang yang tetap teguh (istiqomah) di jalan-Nya dalam menegakkan panji-panji Islam. Amiin.

Referensi:
> Al-Qur'an dan Terjemah
> Gerakan Pemikiran dan Keagamaan. Jilid 1&2. Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMY. Cet. 3 2002.
> Sejarah Ringkas Missionaris. oleh Adwin Bulls.
> Al-Isti'mar wat Tabsyiir. oleh DR. Umar Farukh dan DR. M. Khalidi. Hlm. 77.
> La Couquette du Monde Musulman. A. Le Chatelier, terjemahan M. Khatib. Hlm. 29 & 262.
> Sejarah Gereja Katolik di Indonesia. Oleh Likman al-Hakim.
> Politik Islam Hindia Belanda. Oleh Aqib Suminto.
> Tabloid "STAR" edisi no. 43 tanggal 18-24 Nopember 1999. Hlm. 41.
> dan beberapa blog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syukron